banners
Selamat Datang Di Tabloid Ananda Ceria
Home » » Imaginasi anak, aset atau bumerang?

Imaginasi anak, aset atau bumerang?

Written By Performa on Senin, 11 Juni 2012 | 22.36


Oleh: Lioni Ellis Handoyo
Penulis adalah pemerhati anak dan kesehatan, tinggal di Yogyakarta

"Dor..dor...dor...dor!!" Dodo menembakkan senjata mainannya ke arah boneka kakaknya sambil mulutnya terus bersuara menirukan bunyi tembakan. Sesekali tubuhnya terguling ke kanan dan ke kiri. Suasana kamar Deta, kakaknya laksana kapal pecah. Tentu saja Mama Dodo yang memang tidak mempunyai pembantu merasa kesal dan kewalahan setiap kali Dodo usai bermain. Semua ruang menjadi berantakan.

"Dodo, sudah bermainnya. Bermain yang teratur, dong," tegur mamanya. Belum selesai mama kesal,  tak lama kemudian terdengar jerit Dodo dijewer kakaknya karena boneka Deta menjadi rusak. Kata Dodo, boneka Deta kalah perang.

Pemandangan seperti di atas mungkin pernah atau bahkan sering anda alami. Rumah berantakan, kacau balau gara-gara si kecil berulah dengan imaginasi liarnya. Terkadang barang kesayangan pun turut jadi korban. Majalah yang belum dibaca robek di segala sisi karena kertasnya diambil buat gulungan bola, tembok rumah penuh coretan dan lain sebagainya.

Ibu dan ayah, ternyata ulah imaginasi si kecil bukanlah hal yang patut membuat resah. Apalagi sampai menimbulkan emosi tak terkendali dari kita. Imaginasi anak yang terkadang liar merupakan tahap perkembangan otak dan kreativitasnya. Justru perlu kita dukung dan arahkan. Jika tidak ingin rumah menjadi kacau, barang pecah, maka arahkan dan beri dia media lain untuk melampiaskan imaginasinya. Misalnya jika si kecil suka mencoret tembok, lapisi tembok dengan kertas bersih. Biarkan dia berekspresi mencoretnya dan seusai itu, lepas kertas. Jika memungkinkan beri bingkai dan tunjukkan kepada si kecil hasil karyanya. Sambil tentu saja menjelaskan kenapa si kecil tidak diperkenankan mencoret tembok secara langsung. Mulailah ajarkan mengenai peduli lingkungan kepada si kecil. Pelan tapi pasti, si kecil akan mampu mengerti dan memahami. Dan dia akan mulai sadar bahwa imaginasi dia tidak harus dengan merusak. Jadi sekali lagi, kuncinya adalah dukung dan arahkan, fasilitasi dengan benda lain jika tak ingin barang milik pribadi kita jadi sasarannya.

Kembali ke bahasan imaginasi anak. Sebenarnya apa itu imaginasi. Dan apa itu kreativitas?  
Imajinasi berasal dari bahasa serapan Image yang artinya gambar atau bayangan. Imajinasi menciptakan sebuah gambaran di dalam otak kita, yang sering pula disebut dengan istilah fantasi. Rangsang terjadinya imajinasi adalah dengan didahului adanya tangkapan secara langsung indera terhadap suatu hal misalnya bentuk, suara, rangkaian cerita dan lain sebagainya atau memori sensorik yang selanjutnya diolah menjadi sebuah karya fantasi unik dan menghasilkan gambaran di dalam alam khayal membentuk karya imajinatif. Imajinasi juga merupakan bentuk impian yang dirasakan dan tercipta dalam kondisi terjaga. Semua orang pasti pernah berimajinasi, mengkhayal, berfantasi. Imajinasi juga dapat dikatakan sebagai menghadirkan sesuatu yang tidak ada di depan diri kita menjadi seolah ada di depan kita. Imajinasi dapat berupa kejadian yang seperti nyata dan dapat berupa hal yang benar-benar fiktif. Imajinasi yang seolah nyata misalnya adalah, kita sedang berkhayal andai kita sedang berada di pantai, padahal sesungguhnya kita sedang duduk di teras rumah. Imajinasi yang bernar-benar fantasia atau tidak mungkin nyata adalah berkhayal andai matahari bisa berbicara atau menari.
Imajinasi, lamunan, khayalan tersebut sebenarnya merupakan kemampuan berpikir manusia yang sangat tinggi. Karena imajinasi merupakan daya cipta seseorang terhadap suatu hal yang seharusnya tidak ada.
Adapun kreativitas dihasilkan seseorang dengan mengolah imajinasi yang dimiliki dipadu dengan kemampuan berpikir, membentuk  tindakan dan melalui proses aksi. Dengan kreativitas, maka imajinasi yang tadinya hanya bersifat tidak nyata menjadi tertuang dalam bentuk nyata. Sebagai contoh, imaginasi mengenai cangkir yang mampu berjalan. Maka kreativitas akan berusaha menuangkannya dalam bentuk nyata, yaitu misalnya dengan membuat robot berbentuk cangkir yang tentu saja bisa berjalan dengan bantuan mekanisme ilmiah. Membayangkan tumbuhan bisa bermain musik? Bisa saja jika tumbuhan tersebut selanjutnya diberikan hiasan berupa alat musik yang bisa kita dengarkan atau membuat CD player berbentuk tumbuhan. Tentu saja bukan tumbuhan sesungguhnya yang main musik, melainkan imajinasi tersebut dituangkan ke dalam suatu bentuk yang bisa dijadikan nyata meskipun hanya berupa replika.

Kreativitas anak kecil itu menjadi luar biasa jika daya imaginasinya pun luar biasa. Seorang Mozart kecil mampu mencipkatakan karya di atas tuts piano menghasilkan musik yang sampai hari ini laksana musik abadi bagi dunia, dia selalu mengkhayal bisa menghasilkan musik yang disukai raja istana, bisa berkelana ke seluruh penjuru dunia bersama dengan music dan khayalan-khayalan lainnya. Khayalan tersebut kemudian dia tuangkan ke dalam langkah memainkan piano yang selanjutnya dicatat oleh ayahnya menghasilkan notasi yang indah saat dimainkan. Hasil imajinasi Mozart kecil tersebut selanjutnya bisa secara nyata didengarkan oleh semua orang di seluruh dunia.
Penemu internet pada awalnya berandai-andai jika dia mampu berkomunikasi dengan rekan-rekannya, tanpa harus beranjak dari ruangnya. Akhirnya dia wujudkan dalam bentuk world wide web atau www yang selanjutnya bisa diakses oleh semua orang di dunia.

Nah sekarang akankah anda terus sekedar memarahi si kecil hanya karena semua alat kerja anda rusak dipakai untuk bermain si buah hati? Tentu saja anda sudah mempunyai jawabannya. 

0 komentar:

Spoiler Untuk lihat komentar yang masuk:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Ceria Ananda . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template modify by Performa